Senin, 13 Desember 2010

Kisah Dari Garis Depan Merapi

Tahukah engkau kisah tentang seorang kakek berusia 70 tahun yang dengan penuh semangat naik-turun ke atas gunung untuk membantu evakuasi warga? Tahukah engkau bahwa ada seorang pengungsi yang berprofesi sebagai tukang sayur mendatangiku, menanyakan berapa harga dombaku yang paling gemuk dan paling mahal beserta biaya memasaknya, lalu membayarnya tunai dan memintaku  menyerahkan masakannya untuk dibagi-bagi kepada sesama pengungsi? Tahukah engkau, ada seorang ibu paruh baya yang rumahnya habis dilahap awan panas, harta yang tertinggal hanya pakaian di badan, tetapi setiap hari ia selalu berkeliling menghibur dan mengajak pengungsi lainnya untuk mensyukuri bencana yang mereka alami sebagai Kasih Sayang dari Allah? Tahukah engkau, bahwa sekitar 20 KK kader DPC Pakem kehilangan mata pencahariannya namun itu tidak menghalangi mereka untuk turun sebagai relawan tanpa dibayar? 

Jumat, 10 Desember 2010

Syeikh Qaradhawi: “Saya Tidak Memiliki Perhatian Terhadap Bola”

Dalam isi khutbah Jumat yang tidak dipublikasikan media pada umumnya, Al Qaradhawi justru mengkritik perhatian manusia yang berlebihan terhadap bola.

Hidayatullah.com--Telah diberitakan sebelumnya mengenai khutbah Jumat Syeikh Dr. Al-Qaradhawi yang menyinggung mengenai keberhasilan Qatar menjadi tuan rumah piala dunia 2022, pada tanggal 3 Desember lalu. Namun sayangnya, pemberitaan beberapa media tidak menyebutkan isi khutbah Ketua Himpunan Ulama Muslim Internasional ini secara lengkap, hingga banyak pihak menilai bahwa beliau mulai memperhatikan hal-hal yang tidak penting semisal sepak bola dan meninggalkan hal-hal yang tidak penting semisal masalah Palestina dan negeri-negeri Muslim lainnya.


Lalu, bagaimana sebenarnya isi khutbah beliau selengkapnya?

Perhatian Manusia terhadap Bola Terlalu Besar
Sebagaimana dilansir dalam situs resmi beliau,qaradawi.net (4/12), sebelum berbicara mengenai kegembiraan beliau merespon terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah piala dunia tahun 2022, beliau telah menegaskan terlebih dahulu, ”Saya tidak memiliki perhatian terhadap sepak bola, karena saya biasa memperhatikan perkara yang tidak diperhatikan manusia. Saya mengingat hal-hal yang dilupakan, untuk saya peringatkan dari apa-apa yang telah dilalaikan manusia. Sedangkan manusia memiliki perhatian terhadap bola lebih dari sewajarnya.”

Kamis, 09 Desember 2010

Give Your Best, ya Akhi...

Ada 5 orang bersaudara, mereka memiliki nama aneh: Seseorang, Setiap Orang, Siapapun, Orang Lain, dan Tak Seorangpun. Mereka tidak terlalu kompak, sekalipun tinggal di rumah yang sama.

Pada suatu hari Seseorang punya hajat penting yang dia tidak bisa kerjakan sendiri, ia berpikir mengajak Orang Lain untuk membantu mengerjakannya. Karena Orang Lain tidak ada di tempat, akhirnya ia meminta pada Setiap Orang saja untuk membantunya.

Seseorang berpikir bahwa Setiap Orang pasti akan mengerjakan permintaannya, karena ia sudah mengatakan padanya. Setiap Orang mengiyakan, sambil berpikir bahwa pekerjaan itu pasti akan dikerjakan oleh Siapapun yang ada di antara mereka. Namun, ternyata malah Tak Seorangpun yang mengerjakan pekerjaan itu seperti permintaan Seseorang. Sebab nyatanya Siapapun yang ada pada saat itu mengira bahwa sudah ada Orang Lain yang mengerjakannya.